PKL BIOLOGI KE BOGOR “BIOLOGI TAK SEKEDAR TEORI”

PKL BIOLOGI KE BOGOR “BIOLOGI TAK SEKEDAR TEORI”

Sebagai lembaga akademik, perkuliahan memiliki segudang kegiatan yang mengarah pada pengajaran suatu hal. Terlebih untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, pembelajaran mengarahkan mahasiswa untuk menjadi seorang pengajar, meski pada akhirnya profesi lulusan tidak mutlak harus menjadi guru. Namun perlu diketahui juga bahwa untuk menjadi guru dan ataupun akademisi lainnya, tidaklah afdholbahkan nyaris  tak berarti apa-apa jika melulu teori yang dipelajari, tanpa ada latihan pengaplikasian teori-teori tersebut. Terasa nihil jika saat kembali ke masyarakat, lulusan universitas masih gagap dalam hal praktik. Hal inilah yang rupanya menjadi alasan diadakannya kuliah lapangan (field study) dalam suatu perkuliahan. Apalagi kebanyakan mata kuliah memiliki dua SKS teori dan satu SKS praktik. Akan terasa begitu hambar tanpa adanya praktikum ke luar kampus dengan bahan pengamatan yang lebih banyak, tidak seperti di kampus yang terbatas.

Jurusan Pendidikan Biologi Unsil memiliki program Praktikum Kuliah Lapangan (PKL) yang merupakan kewajiban akademik untuk diikuti oleh mahasiswa tingkat I, II, dan III. Sejak tahun 1980, program ini rutin diadakan setahun sekali, jadi selama menempuh pendidikan sarjana di jurusan ini, ada tiga kali PKL dengan tempat yang berbeda. Tempat yang menjadi tujuan PKL Jurusan Pendidikan Biologi adalah medan gunung, laut, dan lembaga. Bapak Popo Musthofa Kamil, M.Pd, ketua PKL 2017 menyebutkan bahwa ketiganya saling berkaitan dan tidak dapat hanya diikuti salah satunya saja.

“Dalam stempelnya pun ada gunung, laut dan lembaga tidak bisa dipisahkan. Semuanya itu akan tercapai dan diikuti baik tingkat I, II, III itu akan berurutan. Nanti pada akhirnya akan menjadi prasyarat sidang khusus untuk Prodi (jurusan) Biologi”, ucapnya.

Terselenggaranya PKL 2017 ini merupakan buah kerja keras para panitia yaitu para dosen dengan melibatkan pengurus Himapbio. Perlu dilakukan persiapan yang sangat matang sejak jauh-jauh hari sebelum penyelenggaraan.

“Persiapan yang dilakukan untuk PKL kemarin yang ke lembaga itu banyak, yang pertama kita harus mengetahui terlebih dahulu medannya dengan survei ke lapangan karena tidak semua tempat sama, karena misal kemarin kita ke Bogor, itu beda dengan ke lembaga di Bandung. Maka langkah pertama kita harus survei dan kita akan tahu medannya seperti apa mata kuliah apa saja yang berkaitan disana  nanti kalau dari hasil survei akan berpengaruh ke mata kuliah yang akan di-PKL-kan dan ini sengaja yang nyambungdan yang cocok dengan mata kuliah. Makanya kenapa PKL ini wajib, karena merupakan rangkaian dari mata kuliah”, ujar Pak Popo.

Adapun tempat tujuan Praktikum Kuliah Lapangan 2017 yang dilaksanakan pada tanggal 11, 12, dan 13 April adalah lembaga, tepatnya lembaga-lembaga yang ada di Kota Bogor. Tempat yang dikunjungi yaitu Museum Nasional Sejarah Alam,  Kebun Raya Bogor, Museum Zoologi, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Disana para mahasiswa per tingkatnya disebar ke tempat berbeda secara bergiliran dengan didampingi oleh masing-masing dosen pembimbing. Dilakukan terpisah masing-masing tingkat karena praktik sesuai dengan mata kuliah yang sedang dikontrak. Dengan dibekali jurnal dan lembar kerja, mahasiswa akan sibuk mengerjakan tugas yang telah diberikan. Tidak ada banyak waktu untuk sekadar bermain-main atau berswafoto saja. Kalaupun ada istirahat, harus diisi dengan makan dan sholat untuk muslim jika waktunya telah tiba.

Pemberangkatan dilakukan pada pagi hari. Kurang lebih pukul 05.00 WIB, mahasiswa diharuskan untuk berkumpul di kampus dengan area yang telah ditentukan. Sekitar 05.30 WIB semuanya berkumpul di lapangan utama untuk melakukan upacara pembukaan dan berdoa sebelum pemberangkatan. Baru setelah pukul 06.16, sembilan bus yang mengangkut peserta serta panitia PKL 2017 meluncur menuju Kota Bogor.

Setelah perjalanan selama kurang lebih 11 jam, peserta PKL 2017 sampai di hotel untuk beristirahat. Malamnya, semua peserta masing-masing tingkat dikumpulkan di aula hotel yang berbeda untuk kemudian diberi arahan dari dosen mengenai hal-hal yang harus dilakukan keesokan harinya, serta pembagian kelompok.

Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia menjadi tujuan pertama pada PKL 2017 ini. Disana, mahasiswa dikenalkan pada beragam kekayaan alam Indonesia yang terdiri dari biodiversitas dan sosial budaya masing-masing provinsi. Mata kuliah Pengetahuan Lingkungan merupakan salah-satu yang relevan dengan tempat ini. Setelah itu, mahasiswa digiring ke Kebun Raya Bogor untuk melakukan pengamatan pada berbagai tumbuhan sesuai dengan mata kuliah yang sedang dikontrak, misalnya untuk tingkat I dibebani mata kuliah Morfologi Tumbuhan. Mereka harus mencari, kemudian mengidentifikasi berbagai jenis tanaman dan bagain-bagian serta morfologi dari bagian-bagian tumbuhan tersebut.

Mahasiswa kemudian mampir ke Museum Zoologi yang masih ada di area Kebun Raya Bogor. Berbagai hewan, baik vertebrata maupun invertebrata menjadi bahan pengenalan kepada para mahasiswa untuk kemudian dicari tahu masing-masing untuk lebih lengkapnya. Walaupun tidak dibebani tugas pengamatan disana, mahasiswa tingkat I tetap antusias mengelilingi museum ini, apalagi untuk tingkat II dan III. Hal ini memang perlu, mengingat spesimen yang ditampilkan disana cukup lengkap, dan banyak pula yang tidak dapat kita temui di laboratorium kampus. Selesai melakukan praktikum di tempat-tempat tersebut, mahasiswa kembali ke hotel sekitar pukul 15.30 WIB. Istirahata hanya sebentar, dilanjutkan dengan kegitaan masing-masing kelompok yaitu mendiskusikan hasil pengamatan. Kemudian mempersiapkan presentasi yang akan dilakukan pada diskusi panel malam harinya.

Sekitar pukul 19.45 WIB mahasiswa per tingkatnya berkumpul di aula. Agenda untuk saat itu adalah diskusi panel. Presentasi dilakukan oleh 2 orang perwakilan kelompok secara bergiliran. Setelah selesai presentasi, ada sesi diskusi mengenai hal yang telah dibahas. Diskusi ini berjalan dengan segar, terlihat dari wajah para mahasiswa yang pada umumnya masih terlihat ceria, hanya sebagian kecil saja yag terlihat mengantuk. Wajar saja mengingat kegiatan yang dilakukan sebelumnya begitu menguras energi. Terlebih, diskusi ini berlangsung begitu panjang sampai larut malam. Namun hal ini tidak serta merta memadamkan antusiasme dari para mahasiswa, karena pada akhir agenda ada sesi pembagian doorprizedan pengumuman kejuaraan per kelompok. Ada penghargaan untuk kelompok-kelompok terbaik. Setelah itu, mahasiswa diwajibkan untuk beristirahat di kamarnya masing-masing untuk mempersiapkan kegitan keesokan harinya.

Pada hari terakhir PKL, mahasiswa mengunjungi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dikhususkan pada bidang botani dan mikrobiologi. Mahasiswa dikenalkan pada beragam herbarium yang bgitu lengkap dan tertata secara apik disana. Selain itu, diperlihatkan pula tahapan pembuatan herbarium yang melibatkan para profesional di bidangnya.

Masih di LIPI, mahasiswa berkunjung ke berbagai laboratorium yang ada di sana, seperti laboratorium kimia bahan alam, biologi molekuler, dsb. Seperti kunjungan pada tempat-tempat sebelumnya, di LIPI mahasiswa juga harus melakukan pengamatan yang kemudian harus dituangkan ke dalam karya tulis ilmiah per kelompok.

Setelah selesai mengunjungi LIPI, peserta dan panitia PKL 2017 kemudian kembali ke bus dan melakukan perjalanan pulang ke Tasikmalaya. Kemudian sampai di Kampus Universitas Siliwangi pada kurang lebih pukul 02.00 WIB.

Aktivitas yang dilakukan pada PKL memang terdengar melelahkan. Hal ini juga yang mungkin agak berlainan dengan kegitaan semacam semasa kita ada di SMP atau SMA. Kita lebih mengenal dengan istilah study tour yang pada kenyataannya memang lebih mengarah pada perjalanan hiburan dengan diselipi berbagai pengetahun dan pengalaman baru.  Namun untuk di perkuliahan, khususnya PKL jurusan kita malah sebaliknya. Lebih banyak praktikum yang harus dilakukan, bahkan nyaris sedikit sekali hiburan. Kegiatan ini juga tidak mengenal cuaca. Walapun panas terik maupun hujan, kegiatan tetap berlangsung. Tidak heran banyak mahasiswa yang jatuh sakit saat PKL berlangsung meski sebelumnya sudah diberi wejangan untuk mempersiapkan fisik dan membawa payung atau jas hujan serta obat pribadi. Menurut dosen ketua pelaksana, hal ini merupakan salah-satu bahan evaluasi PKL 2017.

“Banyak yang harus di-evaluasi dari kegitan PKL ini. Yang pertama kesiapan mahasiswa. PKL itu bukan main ke hotel, PKL itu bukan untuk refreshing, tetapi bagaimana kita melihat keadaaan sebenarnya, bagaimana kita terjun ke lapangan, makanya fisik harus selalu dipersiapkan karena kalau badannya atau fisiknya manja akan susah. Beda tempat beda metode juga, kadang-kadang kalo ke gunung kita mempunyai tim (untuk kegiatan) seperti scientific of outbondkarena kalau yang namanya kuliah harus menyenangkan juga, ‘kan disamping fisiknya yang terkuras tapi harus ceria juga,  makanya ada yg berbasis outbond.Disamping ada permainannya ada juga pembelajarannya. Jadi yang paling utama harus ada persiapan fisik” tutur Pak Popo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

X